MAKANAN TRADISIONAL HALUA SUKU MELAYU SEBAGAI DAYA TAYA TARIK WISATA KULINER DI KABUPATEN LANGKAT

  • Octavia Devitasari Ritonga S1 Pariwisata, Universitas Imelda Medan
  • Merry Moy Mita S1 Pariwisata, Universitas Imelda Medan
Kata Kunci: Makanan Tradisional, Suku Melayu, Daya Tarik Wisata

Abstrak

Kuliner di Kabupaten Langkat sangat beragam salah satunya adalah “Halua”, Halua merupakan manisan tradisional suku melayu yang terbuat dari berbagai macam buah-buahan dan sayur-sayuran yang disajikan pada acara-acara seperti pernikahan idul fitri maupun acara penting lainnya. Halua dapat ditemukan di sekitaran Kabupaten Langkat, dan menjadi daya tarik wisata kuliner bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke kabupaten langkat. Manisan Halua telah ada sejak masa kesultanan di pesisir timur yang terbentang dari Langkat hinga Riau merupakan makanan yang dihidangkan pada pertemuan dan hari-hari besar di kalangan Kesultanan dan dihidangkan kepada tetamu Kerajaan/Kesultanan masa itu. Halua sendiri telah menjadi daya tarik wisata kuliner bagi wisatan yang datang berkunjung ke Kabupaten Langkat sebagai oleh-oleh khas suku melayu Langkat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan melestarikan sejarah dan makna dari “Halua”serta keunikan dari Halua yang terbuat dari berbagai macam buah-buahan yang terdapat disekitaran Kabupaten Langkat. Yang dapat menjadi daya tarik wisata kuliner bagi wisatawan nusantara maupun manca negara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Pembahasan dilakukan dengan penjelasan deskripsi. Sumber data dari penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yaitu menggunakan sumber data dari literature dan dokumen penelitian terdahulu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini didapatkan melalui pencarian berbagai artikel atau jurnal di internet dan juga website yang berkaitan. Pemanfaatan dan penggunaan buah-buahan yang ada disekitaran langkat dalam pembuatan Halua menjadi ciri khas wisata kuliner kabupaten langkat.

Kata Kunci : Makanan Tradisional, Suku Melayu, Daya Tarik Wisata.

Referensi

Aina Rahmayani, & Sabam Syahputra Manurung. (2022). Pengelolaan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) Di Objek Wisata Tangkahan. TOBA: Journal of Tourism, Hospitality and Destination, 1(3), 148–154. Retrieved from https://journal.literasisains.id/index.php/toba/article/view/845

Besra, E. (2012). Potensi Wisata Kuliner Dalam Mendukung Pariwisata Di Kota Padang. Jurnal Riset Akutansi Dan Bisnis, 12(1), 74-101.

Destinasi Jurnal Hospitality Dan Pariwisata, Vol 4, (1). September 2022. Hardyanti, Nuzulul Faidatun. “Makanan Tradisional Mangut Beong sebagai Daya Tarik Wisata Gastronomi di Kabupaten Magelang Jawa Tengah”.

Haruminori, A., Angelia, N., & Purwaningtyas, A. (2018). Makanan Etnik Melayu : Tempoyak. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 19 (2), 125.

Jurnal Industri Pariwisata, Vol 5, No. 2, 2023. Nia Kurnia Lestari, Myrza Rahma, Rahmat Ingkadjaya. “ Coto Mangkasara Sebagai Makanan Tradisional Dan Identitas Daerah Kota Makassar, Sulawesi Selatan”.

Oka A. Yoeti, (2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradya Paramita.

Sabam Syahputra Manurung. (2020). PREFERENSI RUANG-RUANG BERSOSIALIASI URBAN KOTA MEDAN (STUDY KASUS KAWASAN KOTA MATSUM, MEDAN, SUMATERA UTARA). SABANA: Jurnal Sosiologi, Antropologi, Dan Budaya Nusantara, 1(1), 28–38. https://doi.org/10.55123/sabana.v1i1.257

Sutaguna, I. N. T. (2017). Pengembangan Pengolahan Tape Sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner Di. 17(1), 46-52.

S.2017. “Memaknai Kuliner Lokal Sebagai Daya Tarik Wisata.” Abdimas: 4-8

Sugiono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Alfabeta

Diterbitkan
2023-07-28