PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU DATU BERU TAKENGON
Abstract
Penggunaan antibiotik adalah pilihan utama dalam pengobatan infeksi saluran kemih. Pemakaian antibiotik secara efektif dan optimal memerlukan pengertian dan pemahaman mengenai bagaimana memilih dan memakai antibiotik secara benar. Pemilihan berdasarkan indikasi yang tepat, menentukan dosis, cara pemberian, lama pemberian, maupun evaluasi efek antibiotik. Pemakaian dalam klinik yang menyimpang dari prinsip dan pemakaian antibiotik secara rasionalakan membawa dampak negatif dalam bentuk meningkatnya resistensi, efek samping dan pemborosan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis antibiotik yang sering diberikan pada pasien Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Umum Datu Beru Takengon. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode dengan penjelasan data subjektif yang dimulai dari mengumpulkan data, menganalisis data, mengambil kesimpulan, dan kemudian memecahkan masalah serta mengevaluasinya. Hasil yang diperoleh dari pemakaian antibiotik infeksi saluran kemih yaitu cefixime 100 mg sebanyak 2.891, Ceftriaxone 1 gram sebanyak 2.319 , Ciprofloxacin 500 mg sebanyak 1.232, Azythromicin 250 mg sebanyak 511, Ciprofloxacin infus 100 ml sebanyak 425, Cefotaxime 1 gram sebanyak 352 Amoxicillin 500 mg sebanyak 128, Levofloxacine 500 mg sebanyak 115, Levofloxacine infus 100 ml sebanyak 102, Ceftazidime 1 gram sebanyak 78, dan Ceftizoxime sebanyak 53 dalam 6 bulan dari bulan Maret sampai bulan Agustus. Setelah dilakukan penelitian mengenai penggunaan antibiotik infeksi saluran kemih di Rumah Sakit Umum Datu Beru Takengon bulan Maret-Agustus 2018 maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik infeksi saluran kemih lebih banyak menggunakan obat antibiotik cefixime 100 mg pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Datu Beru Takengon. Dan di sarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mensurvei antibiotik pada penyakit infeksi lainnya.