KEBIASAAN MAKAN SUKU ALUNE DENGAN HIPERURISEMIA

  • Rosiana Eva Rayanti Universitas Kristen Satya Wacana
  • Maya Santika Ubro Universitas Kristen Satya Wacana
  • Galuh Ambar Sasi Universitas Kristen Satya Wacana
Kata Kunci: Hiperurisemia, Kebiasaan Makan, Tradisi Lokal

Abstrak

Provinsi Maluku memiliki kejadian hiperurisemia tertinggi di Indonesia. Masyarakat Maluku, termasuk Suku Alune di Desa Elpaputih, Kabupaten Seram, memiliki kebiasaan makan yang erat dengan budaya dan tradisi lokal. Padahal kebiasaan makan pada penderita hiperurisemia dapat memicu peningkatan atau penurunan kadar asam urat dalam tubuh. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi kebiasaan makan pada penderita hiperurisemia suku Alune. Metode penelitian dengan kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggali kebiasaanmakan masyarakat Suku Alune pada 10 ibu rumah tanggadi Desa Elpaputih, Kabupaten Seram Barat, Maluku, Indonesia. Kriteria partisipan adalah memiliki hiperurisemia di dalam keluarga berdasarkan data Puskesmas. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumbermelalui data puskesmas tentang hiperuresemia, wawancara mendalam, observasi partisipatif dan dianalisa tematik. Hasil penelitian menunjukkan tiga tema yakni konsep makanan, santan sebagai makanan favorit dan pengaturan makan bagi keluarga dengan penderita hiperuresemia. Konsep makanan Suku Alune adalahturun-temurun, putus pusa, kumpul basudara, adat, serta bayah seram. Pertama, jenis makanan diturunkan dari orang tua dan lelehur. Kedua, konsep putus asa dengan membiasakan makanan lokal pada anak-anak dalam keluarga seperti papeda/ bubur sagu. Ketiga, kumpul basudara sebagai lambang persaudaraan. Keempat, bahaya seram sebagi tradisi khusus masyarakat Alune untuk mencegah bahaya. Perempuan memiliki posisi dan peran dalam produksi makanan dengan resep makanan keluarga dari generasi ke generasi, terutama makanan bersantan. Perempuan menggunakan sumber bahan makanan yang ada disekitar rumah dan mengolahnya dengan menggunakan kayu api dan tungku. Pencegahan hiperuresemia melalui pengurangan porsi makanan dan subtitusi makanan. Kebiasaan makan kesukuan bergantung pada karakteristik budaya dan letak geografis.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Diah, R. (2019). Status Gizi dan Pola Konsumsi Makanan Anak Usia Sekolah (7-12 Tahun) di Desa Karangsembung. Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan, 8.

Efendi, (2009). Dipetik Maret rabu, 2022, dari https://repository. uksw.edu/bitsream/123456789/14274/2/T1_462014701_BAB%201.pdf

Firmana, R. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kera Puskesmas Nanggalo adang. Jurnal Kesehatan Andalas (4), 1

Indriani, 2. (2021). Pangan setempat. Jurnal Agrimanex, 14.

Kadir, A. (2017). Kebiasaan makan. Journal komunikasi dan kebudayaan, 8.

Kurniawati. (2011). Kebiasaan Makan. Fakto-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Makan Anak Prasekolah 4-6 Tahun Di Tk-Almanah Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang.

Notoatmodjo. (2012). Pengetahuan Ibu. Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Profil Kesehatan Ambon, 2. (2015). Analisis Hubungan Peningkatan Kadar Asam Urat di Wilayah Kerja Puskesmas Waihoko Kota Ambon. Moluccas Healh Journal, 8.

Reid, A. (2014). Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sasi, G. A., Rayanti, R. E. (2022). Metodologi Perawatan Diri.

Suharno, D. M. (2013). Pencitraan Lingkungan Alamnya dan Perilaku Pertanian Orang Alune.Kepustakaan Populer Gramedia

Sulistyawati. (2011). Kebiasaan Makan. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta ; Graha Ilmu.

Sutanto. (2013). Asam Urat. Buku Pintar: Yogyakarta.

Taib, Z., Sibarani, R., Zuska, F., & Delviand. (2021). Use of traditional medication on the health of women and children of the Togutil tribe in North Moluccas Province. Gaceta Sanitaria, 541.

World Health Organizatiion. (2009). Self-care in the Context of Primary Health Care: Report of the Regional Consultation. Bangkok: Wotld Health Organization Regioal Office for South-East Asia.

World Health Organization. (2022, 8 8). Self-care interventions for health. Diambil kembali dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/self-care-health-interventions

Diterbitkan
2023-09-30