Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Balita Umur 24-59 Bulan Di Puskesmas Biak Muli Kabupaten Aceh Tenggara

Penulis

  • Amenda Sebayang Institut Kesehatan Sumatera Utara
  • Siti Hukamah Institut Kesehatan Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.52943/jikeperawatan.v11i1.1834

Kata Kunci:

Stunting, Balita Usia 24-59 Bulan, Puskesmas Biak Muli

Abstrak

Analisis determinan multifaktorial telah dilakukan untuk mengidentifikasi kontribusi terhadap insidensi stunting—suatu kondisi involusi pertumbuhan linear yang disebabkan oleh defisiensi nutrisi kronis dan paparan infeksi berulang—pada anak usia 24-59 bulan di wilayah Puskesmas Biak Muli, Kabupaten Aceh Tenggara, tahun 2023. Studi ini mengadopsi rancangan survei cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif dan desain deskriptif-korelasional yang melibatkan 85 ibu balita sebagai subjek. Pengolahan data dilakukan melalui analisis univariat, uji bivariat menggunakan Chi-Square, serta uji multivariat dengan regresi logistik berganda untuk mengidentifikasi determinan signifikan. Hasil menunjukkan bahwa riwayat berat badan lahir (p=0,019; OR=4,051; CI 95%: 1,359–12,070), pemberian ASI eksklusif (p=0,009; OR=4,900; CI 95%: 1,571–15,285), pola asuh anak (p=0,012; OR=4,592; CI 95%: 1,475–14,298), serta tingkat pendapatan orang tua (p=0,024; OR=4,044; CI 95%: 1,303–12,557) berkorelasi signifikan dengan prevalensi stunting, sedangkan variabel pengetahuan ibu (p=0,487), riwayat infeksi (p=0,101), dan akses layanan kesehatan (p=0,095) tidak menunjukkan signifikansi statistik. Variabel pendapatan keluarga diidentifikasi sebagai prediktor dominan terhadap insidensi stunting pada populasi anak di wilayah ini. Berdasarkan temuan tersebut, rekomendasi diarahkan pada intensifikasi edukasi kepada ibu balita mengenai pencegahan stunting secara komprehensif, mencakup intervensi nutrisi optimal, sanitasi lingkungan, serta promosi pemberian ASI eksklusif pada periode krusial awal kehidupan, guna mengurangi risiko retardasi pertumbuhan pada masa prasekolah.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Adani, F. Y., & Nindya, T. S. 2017. Perbedaan asupan energi, protein, zink dan perkembangan pada balita stunting dan non stunting. Amerta Nutrition, 1(2), 46–51

Adeladza, T. 2009. The Influence of Socio-Economic and Nutritional Characteristic on Child Growth in Kwale District of Kenya, African. Journal of Agriculture and Development Vol 9:7

Almaitsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Amin, N.A. & Julia, M. 2014. Faktor Sosiodemografi dan Tinggi Badan Orangtua serta Hubungannya dengan kejadian Stunting pada Balita Usia 6-23 Bulan. Jurnal Gizi dan Dietary Indonesia. 2: 171.

Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita di wilayah pedesaan dan perkotaan. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3(1), 163–170.

Aries, M., Hardinsyah, & Tuhiman, H. 2012. Determinan Gizi Kurang dan Stunting Anak Umur 0-36 Bulan Berdasarkan Data Program Keluarga Harapan (PKH) 2007. Jurnal Gizi dan Pangan, 7(1):19-26.

Bappenas RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2022. Retrieved from http://wwwdepkes.go.id/recources/download/general/hasilRiskesdas 2022.pdf

Depkes RI. 2008. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Retrieved from http://www.depkes.go.id/downloads/pedoman_stbm.pdf

Dewana, Z., Fikadu, T., Facha, W., & Mekonnen, N. 2017. Prevalence an Predictors of Stunting among Children of Age between 24 to 59 Month in Butajira Town and Surrounding District, Gurage Zone, Southern Ethiopia. Health Science Journal, 11(4): 518.

Hairunis, M. N., Rohmawati, N., & Ratnawati, L. Y. 2016. Determinan kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Soromandi Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 4(2), 323–329.

Handayani, O. W., & Prameswari, G. N. 2012. Daerah Positive Deviance sebagai Rekomendasi Model Perbaikan Gizi. Jurnal Kemas, 7 (2) : 102-109.

Handayani, O.W.K., Rahayu,T., Budiono, Irwan., Hunnirun, P., Tornee, S., & Hansakul, A. 2014. Modal Sosial dan Status Gizi Balita di Daerah Pedesaan di Indonesia dan di Thailand. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(1):88-95.

Kemenkes, P. 2022. Situasi Balita Pendek Infodatin. Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. 2020. Standart Antropometri Penilaian Status Gizi. Jakarta.

Khalid, M., Kumari, R., Mohan, U., & MK., Manar. 2015. The Effect of Immunization on Nutritional Status of Pre-School Children From Below Poverty Line Families in Lucknow District, North India. Unique Journal of Medical and Dental Sciences, 03(2): 1-4.

Khoeroh, H., & Indriyanti, D. 2017. Evaluasi Penatalaksanaan Gizi Balita Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sirampog. Unnes Journal of Public Health, 6(3):189-195.

Ni’mah, K., & Nadhiroh S. R. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita. Media Gizi Indonesia, 10(1): 13-19

Notoatmodjo.2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rhineka Cipta

Nurillah, A., Kencana, S. & Indri Yunita. 2016. Panjang Badan Lahir Pendek sebagai salah satu Faktor Determinan Keterlambatan Tumbuh Kembang Anak Umur 6-23 Bulan di Kelurahan Jaticempaka, Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi. Jurnal Ekologi Kesehatan. 15: 3-9.

Nursalam. 2008. Konsep dan Pemaparan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2 Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan (kedua). Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2013. Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyono. 2014b. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

WHO.2014. WHO Global Nutrition targets 2022 Stunting Policy Brief. Geneva : World Health Organation

##submission.downloads##

Diterbitkan

2025-04-11

Cara Mengutip

Sebayang, A., & Hukamah, S. . (2025). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Balita Umur 24-59 Bulan Di Puskesmas Biak Muli Kabupaten Aceh Tenggara . Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA, 11(1), 115–120. https://doi.org/10.52943/jikeperawatan.v11i1.1834