FREKUENSI PENGGUNAAN OBAT ANALGESIK PADA PASIEN PASCA BEDAH SESAR DI RUMAH SAKIT UMUM TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT PERIODE JANUARI SAMPAI JUNI 2018

  • Zola Efa Harnis Dosen Prodi S1Farmasi STIKes Imelda
  • Murdiani Mahasiswa STIKes Imelda

Abstrak

Nyeri bukan merupakan penyakit, namun sebuah petunjuk adanya gangguan jaringan. Nyeri menjadi permasalahan umum pada kesehatan masyarakat yang dapat diatasi dengan menggunakan analgesik. Persalinan secara sesar yang belakangan ini sangat marak dilakukan oleh para calon ibu merupakan salah satu faktor timbulnya rasa nyeri hebat. Pasca operasi sesar biasanya menimbulkan rasa nyeri yang tidak akan mungkin dapat ditahan, oleh karena itu penggunaan analgesik pada pasien pasca bedah sesar merupakan salah satu alternatif yang wajib. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui mengenai berapa banyak jumlah obat analgesik yang digunakan pada pasien pasca bedah tersebut. Penelitian mengenai Frekuensi Penggunaan analgesik pada pasien pasca bedah sesar merupakan penelitian non eksperimental. Rancangannya adalah deskriptrif evaluatif. Lokasi penelitian ini berada di Instalasi Farmasi RSUD Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Juni 2018. Teknik analisis datanya adalah teknis analisis kuantitatif yang mengolah data berupa angka. Hasil analisis secara deskriptif dengan menggunakan tabulasi dan histogram. Hasil dari penelitian didapat 260 pasien BPJS dengan total 1234 resep. Pasien dimulai dari usia termuda dibawah 19 tahun sampai diatas 50 tahun. Obat analgesik yang paling banyak digunakan adalah asam mefenamat sebanyak 469 resep dan yang paling sedikit digunakan yaitu ibuprofen sebanyak 9 resep. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Asam mefenamat 469 resep (38%), Ketorolac injeksi 401 resep (32,5%), profenid supp 180 resep (14,6%), paracetamol tablet 149 resep (12,1%), paracetamol infus 26 resep (2,1%), ibuprofen 9 resep (0,7%).

Diterbitkan
2019-03-27