HUBUNGAN KREDIBILITAS KOMUNIKASI PETUGAS PENYULUH KB MELALUI FASE AIDCDA (ATTENTION, INTEREST, DESIRE, CONVICTION, DECISION ACTION) DENGAN MINAT BER KB PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA MANUNGGAL TAHUN 2019

  • Sarida Surya Manurung Universitas Imelda Medan
  • Wulan Sari Ramadhani Universitas Imelda Medan
Kata Kunci: Kredibilitas Komunikasi, fase AIDCDA (Attention, Interest, Desire, Conviction, Decision, Action), Petugas Penyuluh KB, minat ber KB Pasangan Usia Subur (PUS)

Abstrak

Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikasi tentang sifat-sifat komunikator. Dalam hal ini terkandung dua hal: pertama kredibilitas merupakan persepsi khalayak, jadi tidak melekat dalam diri komunikator, kedua kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kredibilitas komunikasi petugas penyuluhKB terhadap minat ber KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Manunggal, menganalisis kredibilitas komunikasi petugas penyuluh KBdi Desa Manunggal, menganalisis minat ber KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Manunggal. Peneliti menggunakan paradigma positivisme sebagai suatu proses komunikasi linier yang mencminkan komunikator  untuk mengubah pengetahuan (sikap atau perilaku) komunikan yang pasif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan kredibilitas komunikasi petugas penyuluh KB terhadap minat ber KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Manunggal memiliki hubungan signifikan. Nilaikorelasi Karl Spearman sebesar 0,042 dinyatakan hubungan kedua variabel terdapat hubungan kredibilitas petugas penyuluh KB terhadap minat ber KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Manunggal. Kredibilitas komunikasi petugas penyuluh KB Desa Manunggalberdasarkan pada fase AIDCDA(Attention, Interest, Desire, Conviction, Decision, Action)dalam melakukan penyuluhan terhadap minat ber KB Pasangan Usia Subur yang telah dilaksanakan berjalan cukup baik walaupun masih ada kekurangan dalam pelaksanaannya.Dalam hal ini fase yang paling banyak memenuhi kriteria adalah Attention dimana hampir secara keseluruhan responden fokus memperhatikan ke arah komunikator. Sedangkan yang berada di posisi paling sedikit adalah Conviction dimana sebagian responden memilih berbincang kepada rekan sekitar sesama responden mengenai keyakinan untuk memilih jenis KB yang cocok untuk kondisi saat ini. Adapun yang menjadi faktor penghambat yang dialami dalam pelaksanaan sosialisasi yaitu hambatan psikologis, teknis, dan kurangnya komunikator. Minat ber KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Manunggalakan dapat ditangani secara baik oleh PLKB dan Pemerintah setempat sesuai dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program KB.

 

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V . Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar S. 2011. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Pustaka, Jakarta.

BKKBN.(2014). Kebijakan Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga.http// di www.bkkbn.go.id, diperoleh 18 Maret 2019).

BPPKB. 2015. Pendataan Keluarga BPPKB Deli Serdang tahun 2015.

Dewi, D.M., 2016. “Banyak Anak Banyak Rejeki" vs "Dua Anak Cukup" via Program KB di Kota Batam.Journal of Law and Policy Transformation, 1(1), pp.94-122.

Dinkes Provinsi Sumatera Utara Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2015. Sumut: Dinkes

Handayani, S. (2010).Buku Ajaran Pelayanan Keluarga Berencana, Yogyakarta: Pustaka Rihanna.

Hurlock, Elizabeth B. 2004. Psikologi Perkembangan. Alih bahasa : Dra Ishwidayati. Edisi V. Jakarta: Erlangga.

Ikbal, Muhammad. 2011. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Ppak: Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang.

Indriyatmo. 2015. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Untuk Sebuah Pada Pasien Kanker Yang Menjalani Kemoterapi Di ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi. Diakses pada tanggal 23 Maret 2019 pukul: 21:10

Irianto. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Edisi ke 1. Bandung: Balai Penerbitan Alfabeta.

Iswandari, N.D., Handayani, L. &Asi, R., 2016. Analisis Perilaku Akseptor Keluarga Berencana Terhadap Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Puskesmas Tewah.Dinamika Kesehatan, 7(2), pp.193-209.

Maksimus. 2014. Komunikasi Terapeutik. Jakarta : Graha ilmu.

Melani, N. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana : dilengkapi dengan penuntut belajar). Yogyakarta: Fitramaya.

Nazir, Moh. 2014. metodologi penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

.2012. Promosi kesehatan, teori dan aplikasi. Cetakan II Jakarta : Rineka cipta.

Nurudin. 2016. Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Populer. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rakhmad, Jalaludin. 2012. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Safrida, Viana. 2018. Pengaruh Kredibilitas Komunikasi Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Terhadap Peningkatan Akseptor Keluarga Berencana Di Kota Medan. Jurnal Interaksi, Vol 2 No. 2, Juli 2018, 145-156

Siti. 2015.Komunikasi dan Konselingdalam pelayanan kebidanan.Yogyakarta : Fitramaya.

Sugiyono, 2011. Metode penelitian kombinasi (Mixed Methods).Bandung : Alfabeta .

Susilowati, eva teguh. 2010. Hubungan Minat Menonton Tayangan Film Kartun Laga Di Televisi Pada Agresivitas Siswa SDN Ngimbang Palang Tuban. Diakses pada tanggal 27 Maret 2019 pukul: 20:17

WHO, 2013.Data Penggunaan Kontrasepsi Dunia.

Zuraidah.2017. Pengaruh Pengetahuan terhadap Persepsi Istri dalam penggunaan KB Non Hormonal dalam jurnal bidan. Midewife journal. Volume 3 No.1 Januari 2017
Diterbitkan
2020-09-22